A. Cara Kerja Monitor LCD (Liquid Cristal Display)
Saat ini , Monitor berteknologi LCD mulai banyak digunakan sebagai pengganti monitor berteknologi tabung (CRT). Dibandingkan dengan monitor CRT, monitor LCD memiliki bentuk yang lebih ringan dan ringkas, menghasilkan disipasi panas yang lebih kecil, tidak mudah menimbulkan kelelahan pada mata terutama pada penggunaan untuk jangka waktu lama serta lebih hemat dalam hal penggunaan energi. Perkembangan teknologi monitor LCD menyebabkan harga monitor berteknologi LCD makin turun, sehingga permintaan semakin meningkat. Makin banyak pengguna yang beralih ke monitor dengan teknologi LCD ini. Walaupun harganya masih diatas harga monitor berteknologi CRT, namun karena konsumsi daya yang lebih kecil menyebabkan biaya operasional menjadi lebih kecil. Hal ini sangat mendukung isu tentang green envronment yang mulai dihembuskan di berbagai negara. Adanya penghematan konsumsi listrik berakibat pada pengurangan penggunaan bahan bakar minyak dan mengurangi polusi yang merusak atmosfir bumi.
Bagaimanakah Monitor LCD dapat bekerja? . Monitor LCD (Liquid Crystal Display) terdiri atas dua bagian utama, yaitu Backlight dan kristal cair. Backlight adalah sumber cahaya LCD yang biasanya terdiri dari 1 sampai 4 buah (berteknologi seperti lampu neon) Lampu Backlight ini berwarna putih. Kristal cair akan menyaring cahaya backlight. Cahaya putih merupakan susunan dari beberapa ratus cahaya dengan warna yang berbeda (jika anda masih ingat Pelajaran Fisika). Beberapa ratus cahaya tersebut akan terlihat jika cahaya putih mengalami refleksi atau perubahan arah sinar. Warna yang akan dihasilkan tergantung pada sudut refleksi. Jadi jika beda sudut refleksi maka beda pula warna yang dihasilkan.
Dengan memberikan tegangan listrik dengan nilai tertentu. Kristal cair dapat berubah sudutnya. Dan karena tugas kristal cair adalah untuk merefleksikan cahaya dari backlight maka cahaya backlight yang sebelumnya putih bisa berubah menjadi banyak warna. Kristal cair bekerja seperti tirai jendela. Jika ingin menampilkan warna putih kristal cair akan membuka selebar-lebarnya sehingga cahaya backlight yang berwarna putih akan tampil di layar. Namun Jika ingin menampilkan warna hitam. Kristal Cair akan menutup serapat-rapatnya sehingga tidak ada cahaya backlight yang yang menembus (sehingga di layar akan tampil warna hitam). Jika ingin menampilkan warna lainnya tinggal atur sudut refleksi kristal cair.
Contrast ratio Contrast Ratio adalah perbandingan tingkat terang (brightness) pada posisi paling putih dan paling hitam. Pada waktu kristal cair menutup serapat-rapatnya untuk menghasilkan warna hitam seharusnya tidak ada cahaya backlight yang menembusnya. Namun kenyataannya masih ada cahaya backlight yang bisa menembus kristal cair sehingga tidak bisa menampilkan warna hitam dengan baik. Inilah salah satu kekurangan LCD. Jadi semakin besar Contrast Ratio maka semakin bagus pula LCD dalam menampilkan warna. cara paling mudah untuk
mengetahui seberapa bagus Contrast Ratio LCD adalah dengan menampilkan warna hitam di layar. Jika warna hitam tersebut cenderung abu-abu maka masih ada sedikit cahaya backlight yang berhasil menembus kristal cair.
Response Time Kristal cair pada LCD bekerja dengan cara membuka dan menutup layaknya tirai. Proses buka tutup ini berlangsung sangat cepat (mengikuti pergerakan gambar di layar). Karena itulah ada istilah Response Time di LCD. Response Time adalah waktu yang diperlukan untuk berubah dari posisi kristal cair tertutup rapat (waktu menampilkan warna hitam) ke posisi kristal cair terbuka lebar (waktu menampilkan warna putih). Jadi semakin cepat response time maka semakin baik. Response Time yang lambat akan menimbulkan cacat gambar yang disebut ghosting atau jejak gambar. Biasanya pada objek yang bergerak cepat dan menimbulkan jejak gambar seperti beberapa bujur sangkar yang terlihat seperti persegi.
Sudut Pandang (Viewing Angle) Monitor LCD memiliki sudut pandang yang terbatas jika dibandingkan dengan monitor CRT. Gambar objek pada monitor CRT bisa dilihat dengan jelas dari sudut 180 derajat sekalipun. Namun tidak dengan monitor LCD. Jika pandangan kita sedikit bergeser dari LCD maka gambar objek akan terlihat lebih gelap atau lebih terang. Jika anda seorang yang butuh privasi maka hal ini tidak menjadi masalah karena orang disamping anda tidak dapat melihat apa yang ada di monitor anda dengan mudah. Akan tetapi jika anda ingin melihat film bersama-sama dengan teman-teman tentu hal ini akan menjadi masalah.
Teknologi LCD sebenarnya tidak hanya diterapkan pada monitor sebagaimana yang populer selama ini. Notebook, Ponsel, Pager dan berbagai perkakas elektronis lainnya pun menggunakannya. LCD ditemukan oleh seorang ahli botani asal Austria bernama Freidrich Reintzer, pada akhir abad ke-19. Istilah Liquid Crytal ini justru dipopulerkan pertama kali oleh fisikawan Jerman bernama Otto Lehmann. Berbeda dengan teknologi monitor CRT (Cathode Ray Tube), teknologi LCD membuat bentuk perkakas menjadi lebih ramping, mirip dengan teknologi LED (Light Emitting Diode) ataupun plasma gas.
Pada teknologi LCD tidak banyak dibutuhkan tenaga yang besar, sebagaimana display LED atau plasma gas, karena prinsip kerjanya tidak berbasis pada emisi melainkan pada pengaturan cahaya (Shuttering). Keunggulan monitor LCD dibandingkan dengan monitor CRT antara lain adalah: rendahnya daya konsumsi listrik, bobotnya lebih ringan, dan tidak terlalu menimbulkan interfensi magnetis dan elektris sebagaimana yang terdapat pada monitor CRT. Kelemahan monitor LCD dibandingkan dengan monitor CRT terutama pada tingkat akurasi warna yang dihasilkan di layar, keterbatasan sudut pandang (hanya tampak jelas bila dilihat dari arah tegak lurus), dan secara ekonomis masih sangat mahal, sedangkan pada monitor CRT, warna yang dihasilkan dari sel-sel aktif yang berpendar mati – hidup (On – Off), secara bergantian.
Sesungguhnya layar LCD tersusun atas matriks atau sel-sel aktif dan pasif. Suatu sel disebut aktif, bila ia memunculkan warna terang dengan latar belakang tiga warna dasar (Red, Green atau Blue) sementara yang pasif akan menghasilkan warna gelap dengan latar belakang putih. Sel yang aktif ini sering disebut juga sebagai Thin Film Transistor atau disingkat TFT. Dengan demikian kita dapat mengenal notebook dengan layar aktif atau pasif, itulah yang dimaksud layar pasif hanya menghasilkan kombinasi warna hitam – putih dengan tingkat gradasi tertentu.
Sedangkan layar aktif mampu menghasilkan kombinasi warna hitam – putih dengan tingkat gradasi tertentu. Sedangkan layar aktif mampu menghasilkan kombinasi dari tiga warna sehingga bisa mengubah citra menjadi jutaan warna. Itupun mengapa kualitas warna yang dihasilkan monitor LCD layar pasif tidak sebaik layar aktif, tapi yang aktif pun tidak sebaik monitor CRT. Refresh rate yang dihasilkan oleh monitor jenis LCD antara 40 – 60 Hz, sedangkan untuk jenis monitor CRT mencapai 75 Hz, tentu saja efek berkedippun jadi lebih rendah. Tentang sel yang ada pada sebuh layarmonitor LCD, ambil contohmonitor berukuran:1024 X 768 Pixel, jika di dalam setiap pixeltersebut terdapat sel sebanyak tiga buah (Red, Green, Blue), jadi di dalam monitor tersebut terdapat sel sebanyak: 1024 X 768 X 3 atau mendekati 2,4 juta sel. Dengan demikian kita makin yakin mengapa monitor LCD relatif belum mampu mengimbangi populasi monitor CRT.
B. B. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan monitor LCD
1. Karakter bright yang nyaman dimata serta bebas distorsi
Monitor LCD cenderung terang tapi nyaman dimata. Karakter LCD yang demikian, membuat mata tidak cepat lelah dan betah berjam-jam didepan monitor. Tidak seperti CRT yang kadang over bright. Monitor LCD relatif bebas distorsi dan flicker. Monitor LCD juga memiliki contrast yang cukup baik. Fokus gambar lebih baik dan bebas moire.
2. Tidak bergantung pada refreshrate
Tidak seperti CRT yang harus menggunakan refreshrate yang tinggi agar nyaman dimata, LCD tidak memerlukan refreshrate yang tingi untuk membuat mata nyaman. Memang jarang LCD yang menawarkan refreshrate yang setinggi CRT. Bahkan ada yang mengatakan refreshrate 60hz pada LCD kurang lebih sama 100hz pada CRT.
3. User frendly
Pada monitor CRT, kadang kita harus mengatur geometri, ukuran vertikal, horizontal dan lain sebagainya agar pas di lihat di display. Pada monitor LCD cukup set pada pilihan auto saja, pasti pas di layar.
4. Hemat listrik
Hemat listrik merupakan keunggulan monitor LCD. Pada ukuran diagonal yang sama, konsumsi monitor LCD hanya setengah dibanding konsumsi daya monitor CRT. Monitor LCD cocok dengan tren green computing untuk mengurangi penggunaan energi serta panas yang dilepaskan. Meski begitu, beberapa pengguna masih belum merasakan penghematan energi dari monitor LCD dibanding CRT, kecuali penggunaan dalam jumlah banyak.
5. Ukuran yang ringkas, ringan serta lebih keren
Tidak bisa dipungkiri bahwa ukuran monitor LCD jauh lebih ringkas dibanding CRT. Monitor LCD tidak memakan banyak tempat sehingga cocok ditempatkan di ruangan yang sempit. Monitor LCD juga lebih ringan dibanding CRT sehingga lebih mudah dipindah-pindahkan. Bentuk monitor LCD yang tipis menimbulkan kesan elegan dan techno sehingga terlihat lebih keren.
Kekurangan monitor LCD
1. Viewing angle terbatas, colour depth terbatas dan gradasi warna kurang
Tiap monitor LCD memiliki viewing angle atau sudut pandang yang berbeda-beda. Namun viewing angle-nya tidak se-fleksibel monitor CRT. Monitor CRT dapat dilihat dari berbagai sudut dan sisi, monitor LCD tidak. Colour depth monitor LCD juga terbatas, LCD hanya dapat menampilkan RGB 16,2 juta warna. Perbedaan kedalaman warna ini sangat terasa jika digunakan untuk bermain game atau menonton video beresolusi tinggi. Selain itu, gradasi warna pada monitor LCD kurang baik, meski dalam penggunaan sehari-hari tidak terasa tapi kurang cocok untuk desain grafis dan editing foto/video.
2. Tampilan gambar baik hanya di resolusi native-nya
Monitor LCD memiliki istilah native resolution atau resolusi bawaan untuk menampilkan gambar yang baik. Apabila resolusi diset diatas nativenya, gambar akan terlihat pecah. Jika diset dibawah resolusi nativenya, maka gambar yang dihasilkan cenderung blur dan tidak tajam. Hal ini tidak terjadi di monitor CRT.
3. Response time dan ghosting
Pada monitor LCD, terdapat istilah response time atau waktu respon monitor. Response time yang lambat menimbulkan efek ghosting yang dikarenakan monitor terlambat mersponse tampilan gambar, sehingga pada gambar bergerak terlihat ada bayang-bayangnya. Semakin kecil nilai response time, semakin baik dan cepat responsenya. Efek ghosting kadang masih terlihat di monitor LCD dengan response time 2 ms sekalipun. Ini terlihat saat digunakan untuk bermain game yang memiliki framrate yang tinggi.
4. Warna kurang akurat
desainer atau editor foto cenderung memilih monitor CRT dibanding LCD. Karena warna yang ditampilkan monitor LCD kadang berbeda dengan aslinya. Agar warnah lebih akurat, perlu dilakukan kalibrasi warna dengan perangkat semacam colorimeter yang harganya tidak murah. Namun, secara umum hal ini tidak terasa untuk penggunaan sehari-hari.
5. Harga lebih mahal, perlu perawatan ekstra hati-hati dan dead pixel.